Indonesia adalah negara besar yang kaya akan keanekaragaman budaya, suku hingga sumber daya alam yang melimpah ruah. Indonesia memiliki potensi alam dan kekayaan yang luar biasa jika dibandingkan dengan negara – negara lain. Kita sebagai rakyat Indonesia tahu, bahkan negara lainpun mengakui akan kekayaan negara Indonesia tersebut. Mulai dari sabang sampai merauke, tidak akan habis – habisnya jika kita menyebutkannya satu persatu.
Kekayaan Indonesia yang begitu melimpah tersebut, seharusnya mampu memberikan kesejahteraan dan kelayakan hidup bagi seluruh warga Indonesia. Tetapi ironisnya, pada kenyataannya hal itu sangat kontras sekali dengan keadaan rakyat Indonesia sekarang ini. Kemiskinan, kelaparan dan ketidalayakan seakan telah menjadi santapan kehidupan rakyat Indonesia. Kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin jelas, yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Ketidaksejahteraan tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab pemimpin dan para wakil rakyat negara ini. Mereka semestinya mampu mengelola dan mengolah sumber daya alam (SDA) yang ada untuk kesejahteraan rakyat. Memberikan yang terbaik serta berkorban untuk kepentingan rakyat adalah menjadi tugas mereka. Tetapi hal itupun juga melenceng dari apa yang diharap – harapkan oleh rakyat. Kekayaan yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat, malah digunakan untuk memperkaya diri mereka sendiri tanpa mempedulikan rakyat. Disisi lain, eksploitasi sumber daya alam secara besar – besaran oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, juga terjadi dimana - mana. Dijual kepada negara asing hingga menguras habis SDA yang ada menjadi bukti ketidakbecusan para pemimpin negara.
Selain itu, jika dilihat dari segi ekonomi memang negara ini telah mengalami kemajuan yang signifikan. Tetapi kalau kita lihat lebih dalam lagi, mungkin kita akan terpenganga mendengarnya. Menurut beberapa sumber, roda perekonomian Indonesia 90% dikuasai oleh orang asing, sebuah perbandingan yang tidak sebanding. Walaupun jumlah perusahaan ataupun pengusaha semakin bertambah, tetapi jika pemiliknya adalah orang asing itu sama saja. Rakyat sebagai penduduk pribumi malah dipekerjakan oleh mereka. Seperti sebuah istilah “ menjadi budak dirumah sendiri”, apakah itu tidak memalukan para pemimpin negeri ini. Mereka membiarkan para rakyat dipekerjakan oleh perusahaan asing, yang terkadang mendapatkan perilaku yang tidak baik. Itulah beberapa blue print realita keadaan Indonesia sekarang.
Negeri ini ini membutuhkan generasi yang kompeten, jujur dan amanah untuk menggantikan para pemimpin tersebut, yang nantinya mampu membawa perubahan yang lebih baik. Kita sebagai mahasiswa seharusnya mampu memikul beban tersebut. Mahasiswa adalah Agent of Change yaitu agen perubahan, generasi yang dinantikan membawa perubahan negeri ini di semua lini. Contohnya dalam bidang ekonomi, bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru, maka akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap. Mahasiswa dituntut agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, bukan untuk mempermudah mendapatkan pekerjaan. Pada kenyataannya, kebanyakan mahasiswa mempunyai mindset seperti itu. Mereka dikuliahkan supaya pintar dan akhirnya mudah mendapatkan pekerjaan.
Mahasiswa harus mampu merubah, terutama merubah mindset mereka terlebih dahulu. Apabila mindset sudah benar, maka ketika akan melakukan sesuatupun akan lebih optimis, percaya diri dan tidak mudah putus asa. Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti semua ada resikonya, terutama gagal. Jika kita berani gagal berarti kita sudah selangkah untuk menjadi orang sukses.
Menjadi mahasiswa adalah waktu yang tepat untuk kita mencoba segala hal yang positif, karena kesempatan masih terbuka lebar. Menjadi pengusaha merupakan peluang yang luas, siapapun bisa mencoba. Siapa tidak mau menjadi seorang pengusaha muda yang sukses. Tetapi kesemuanya itu tentulah didasari dengan kemauan dan keberanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar